Dalam pesan singkat tersebut, Marzuki meminta maaf kepada SBY karena telah melakukan pertemuan dan menjalin komunikasi politik dengan DPD dan DPC, sehingga menimbulkan kegaduhan jelang Kongres Luar Biasa (KLB).
Berikut pesan singkat yang diduga dikirim Marzuki Alie kepada SBY:
1. Bapak SBY yang sangat saya hormati, apakah komitmen saya selama ini tidak cukup membuktikan loyalitas saya dengan PD dan Bapak SBY.
2. Saya sangat sedih apabila saya diposisikan sebagai orang yang yang berseberangan dengan Bapak, padahal saya masuk ke partai ini dengan segala keikhlasan untuk mendukung bapak sejak 2003 sampai saat ini.
3. Memang beberapa waktu yang lalu, ada komunikasi saya dengan DPD dan DPC-DPC, menanyakan sikap saya dalam KLB.
4. Komunikasi ini berjalan normal dan biasa karena kedekatan saya dengan kader, sejak lama, tapi hanya komunikasi dengan telpon.
5. Memang ada beberapa yang datang ke Jakarta, tentu saya harus terima dengan baik di rumah, karena sejak dulu hubungan saya memang demikian. Saya memahami sekali bahwa dalam politik harus dibangun komunikasi untuk membangun kesepahaman.
6. Setelah pertemuan dengan Bapak di istana, saya sangat memahami situasi tersebut, ditambah pertemuan antara DPD dan MT di Cikeas saat terakhir.
7. Saya melaporkan bahwa mereka yang datang ke Jakarta saat ini, seperti yang bapak maksudkan adalah dalam rangka transit menuju Bali, karena pesawat ke Bali tidak mudah, maka saya bantu mereka tempat penampungan, sekaligus menyiapkan surat dukungan mereka, mendukung bapak SBY sebagai ketua umum sesuai kesepakatan Cikeas, karena saya sangat tahu, tidak semua DPD mampu mengendalikan DPC. Itu dilakukan oleh Pak Opat sendiri, dengan melaporkan perkembangan kepada Mas Ibas dan juga sudah memberikan info sebelumnya ke Ibu Ani.
8. Saat saya memutuskan berhenti sebagai Direktur BUMN dan 100% mengabdi di PD, pada pertemuan di Hotel Sheraton Bandara April 2004, dengan hormat saya memohon kepada bapak, apabila ada issue tentang saya mohon bapak klarifikasi dulu, karen adunia politik penuh dengan fitnah. Selama ini saya selalu pada posisi difitnah, saya sangat paham, saya mengerti bahasa tubuh, tapi karena saya ikhlas dan berserah diri kepada Allah, saya diam saja. Saya yakin kebenaran pasti akan menjadi pemenang
9. Begitu juga yang datang ke Bali lebih dulu dari waktu yang ditentukan OC dan tidak transit Jakarta, juga difasilitasi di hotel yg sederhana dekat acara ina Beach Bali. Rencananya Pak Opat akan mengajak mas Ibas menemui mereka setelah kumpul semua, agar tidak ada yang salah paham.
10. Semua itu dikerjakan Pak Opat sendiri, karena saya tetap bekerja dan dua hari ini sudah di Bali, sidang parlemen asia pacific dengan CSO dan malam ini dinner dengan Bapak, rencana besok setelah pembukaan HLP, saya kembali ke jakarta karena ada tugas penting. Jadi tidak ada kesempatan ketemu dengan DPC-DPC atau DPD.
11. Mohon maaf bapak, sms bapak yang edarkan seolah saya penjahat / penghianat PD, membuat saya merasa tidak berguna di PD, seolah saya yang merusak PD. Padahal sejak Saya sebagai sekjen selalu menjaga marwah PD dengan bekerja lurus, dan tidak peduli siapapun, itu yang membuat masalah hubungan saya dengan Ketum walaupun secara pribadi saya tetap baik dan menghormati beliau sebagai senior, dan saya bertanggung jawab karena saya sebagai campaign master beliau di Kongres I Bali.
12. Kongres di Bandung, bukan saya melanggar perintah Bapak, tapi saya tahu bahwa kita akan menghadapi situasi seperti saat ini dan sekarang semua terbukti. Sama seperti Kongres I Bali, saya mengusung HU tdk direstui Ibu, tapi itu pilihan terbaik sebagai partai baru, tidak boleh orang lain yg bisa merusak hubungan dengan Bapak sebagai Pendiri PD, karena Politik sangat Jahat, itu yang saya maknai selama ini.
13. Apa yang saya lakukan adalah terbaik untuk PD dan Bapak, tidak ada keinginan pribadi saya, karena saya sudah sangat bersyukur dengan diberikan amanah saat ini.
Mohon maaf Bapak, situasi ini membuat saya sangat sedih, mungkin ada kata yg salah. Wass MA.
Namun, saat dikonfirmasi ke Marzuki, apakah dirinya mengirim pesan singkat tersebut ke SBY, Ketua DPR itu membantahnya.
"Apa yang dimintamaafkan? salah aja enggak kok," kata Marzuki dalam pesan singkatnya, Rabu (27/3/2013).
Comments
Post a Comment